Selasa, 10 Januari 2017

contoh proposal skripsi



Strategi Komunikasi Pimpinan TPA Miftahul Ulum Dalam Merekrut Santri Di Gampong Payabujok. Blangpase kecamatan Langsa kota
A.    Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain. Baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, dipasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.[1]
Dalam buku Onong Uchjana Efendy memberi penjelasan bahwa pada hakikatnya komunikasi adalah“ proses pernyataan antar-manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalur. Dalam “ bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message). Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (communicate). Untuk lebih jelasnya komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan, kedua lambang. Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa.[2]
Pikiran dan perasaan sebagai isi pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan, selalu menyatu secara terpadu; secara reoritis tidak mungkin hanya pikiran saja atau perasaan saja, masalahnya mana diantara pikiran dan perasaan yang itu yang dominan. Yang paling sering adalah pikiran yang dominan. Jika perasaan yang mendominasi pikiran hanyalah dalam situasi tertentu. misalnya suami sebagai komunikator ketika sedang marah mengucapkan kata-kata yang kasar.
Dalam berkomunikasi, strategi komunikasi sangat berperan penting untuk melancarkan suatu organisasi, apakah itu komunikasi politik ataupun bisnis.
Para ahli komunikasi, terutama dinegara-negara yang sedang berkembang, dalam tahun-tahun terakhir ini menumpahkan perhatiannya yang besar terhadap strategi komunikasi (communication strategy), dalam hubungannya dengan penggiatan pembangunan dinegara masing-masing.
Fokus perhatian ahli komunikasi ini memang penting untuk ditujukan kepada strategi komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Dilain pihak , tanpa strategi komunikasi, media massa yang semakin modern yang kini banyak dipergunakan dinegara-negara yang sedang berkembang karena mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif.[3]
Strategi komunikasi baik secara makro maupun secara mikro mempunyai fungsi ganda :
1.      Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan konstruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.
2.      Menjembatani “culture gap” akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioprasionaalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.
Strategi komunikasi merupakan perpaduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi.[4]
Melihat pentingnya strategi komunikasi dalam proses pengembangan organisasi agar bisa terwujudnya tujuan organisasi secara efektif maka pembahasan tentang strategi komunikasi dalam kajian ini sangat menentukan efektifitasnya pengembangan organisasi apapun bentuknya.
Tokoh pemimpin sering menjadi tokoh harapan baik dalam penciptaan masyarakat adil dan makmur atau untuk mencapai kemajuan dan berkesinambungan pada suatu organisasi. Karena pemimpin yang dianut dapat mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama. Karena itu, suatu negara atau suatu organisasi sering terwarnai oleh sosok pemimpinnya dan sistem kepemimpinan dari organisasi tersebut.[5]
Seorang pemimpin harus mempunyai strategi komunikasi untuk mengembangkan suatu organisasi. Dalam hal tersebut strategi komunikasi yang disampaikan oleh pemimpin suatu daerah itu ditentukan oleh kondisi obyektif komunikan dan keadaan lingkungan pada saat proses komunikasi tersebut berlangsung.
Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan diatas dan hasil pengamatan sementara maka penulis tertarik meneliti di Gampoeng Blang pase, karena di gampoeng tersebut terdapat sebuah organisasi yang berbentuk TPA ( Taman Pendidikan Al-qur’an). Dimana pada TPA tersebut banyak santri yang tertarik untuk masuk dan mengikuti pembelajaran keagamaan. Di era globalisasi seperti ini biasanya para anak-anak dan remaja sibuk dengan kegiatan sekolah seperti eks school, les, dan kegiatan lainnya. Jarang sekali melihat para remaja yang masih mau mengikuti dan mempelajari kegiatan yang berbau keislaman. Apalagi pergaulan remaja di Gampoeng PB. blangpase masih banyak yang tidak mencerminkan kebaikan seperti kenakalan remaja dan pergaulan bebas.
Oleh karena itu langkah-langkah strategi komunikasi pemimpin TPA Miftahul Ulum sangat penting untuk diteliti, sehingga dapat menarik perhatian dari anak-anak dan para remaja di Gampong PB. Blangpase.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.      Strategi apa yang digunakan pimpinan TPA Miftahul Ulum dalam merekrut santri ?
2.      Bagaimana langkah-langkah strategi komunikasi yang dilaksanakan pimpinan TPA Miftahul Ulum dalam merekrut santri?
C.    Penjelasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman istilah judul yang diangkat, maka penulis perlu menjelaskan yang menyangkut dengan penulisan laporan ini, yaitu :
1.      Strategi
Istilah “strategi” pertama kali hanya dikenal dikalangan militer, khususnya strategi perang. Dalam sebuah peperangan atau pertempuran, terdapat seseorang (komandan) yang bertugas mengatur strategi untuk memenangkan peperangan. Semakin hebat strategi yang digunakan (selain kekuatan pasukan perang), semakin besar kemungkinan untuk menang. Biasanya, sebuah strategi disusun dengan mempertimbangkan medan perang, kekuatan pasukan, perlengkapan perang dan sebagainya.[6]
2.      Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis yang berarti “sama”, communico,communicatio, atau communicare yang berarti “ membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.[7]
3.      Pemimpin
Stoner, Freeman dan Gilbert Jr. (1995) merumuskan defenisi kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok itu. Rumusan ini mengandung berbagai hal atau komponen yang dapat diuraikan lebih luas dan panjang lebar. Suatu proses akan berlangsung apabila ada faktor penggerak. Dengan penggerak ini akan tercipta lainnya terutama orang-orang yang memiliki tugas yang telah di deskripsikan.
Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol para bawahan, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.[8]
4.      Merekrut
Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia. Hasil yang didapatkan dari proses rekrutmen adalah sejumlah tenaga kerja yang akan memasuki proses seleksi, yakni proses untuk menentukan kandidat yang mana yang paling layak untuk mengisi jabatan tertentu yang tersedia di perusahaan.[9]
5.      TPA ( Taman Pendidikan Al-Qur’an )
Taman pendidikan Al-Qur’an (TPA) adalah lembaga pendidikan islam non formal untuk anak-anak yang menjadikan siswanya mampu dan gemar membaca Al-qur’an dengan benar dengan ilmu tajwid sebagai target pokoknya, dapat mngerjakan shalat dengan baik, hafal sejumlah surat pendek dan ayat pilihan, serta mampu berdo’a dan beramal shaleh.[10]
6.      Santri
Santri adalah seseorang yang mengikuti pendidikan ilmu agama islam disuatu tempat yang dinamakan pasantren, biasanya menetap ditempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa, kata santri berasal dari bahasa sansekerta “shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi, seorang cantrikdiberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pondok pasantren, sebagai konsekuensinya ketua pondok pasantren memberi tunjangan kepada santri tersebut.[11]
D.    Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan proposal ini adalah :
1.      Untuk mengetahui strategi apa yang digunakan pimpinan TPA Miftahul Ulum dalam merekrut santri sehingga menjadi ramai.
2.      Untuk mendeskripsikan langkah-langkah strategi komunikasi yang digunakan oleh pimpinan TPA Miftahul Ulum dalam rangka merealisasikan ajaran islam.
E.     Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan berdaya guna sebagai berikut :
1.      Secara Teoritis
a.       Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dalam hal khusus terhadap penelitian Strategi Komunikasi seorang pemimpin.
b.      Pelaksanaan penelitian dalam tugas akhir ini diharapkan dapat menambah memperkaya hasanah pemikiran penulis dalam menganalisis masalah-masalah yang terjadi dalam strategi komunikasi kepemimpinan.
2.      Secara praktis
a.       Diharapkan hasil penelitian ini menjadi bahan masukan yang bermanfa’at bagi pimpinan dalam kepemimpinannya.
b.      Untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar strata satu (S1) pada Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa.
F.     Landasan Teori
Landasan teori menguraikan kerangka teori yang merujuk pada referensi berbagai para ahli tertentu maupun berbagai teori-teori yang ada yang nantinya akan mendasari hasil dan pembahasan secara detail, dapat berupa defenisi-defenisi atau model matematis yang langsung berkaitan dengan tema atau masalah yang diteliti.
1.       Strategi Komunikasi
Kata strategi berasal dari bahasa yunani klasik yaitu “stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Dengan demikian, strategi dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu muncul kata strategos yang artinya pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal ( The Art Of General)
Karl Von Clausewitz (1780-1831) seorang pengsiunan jenderal Prusia dalam bukunya On War merumuskan strategi ialah “suatu seni menggunakan sarana pertempuran untuk mencapai tujuan perang”.
Everent M. Rogers ( 1985) seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang kemudian lebih banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat defenisi komunikasi yakni: “ komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.
Dalam menangani masalah komunikasi, para perencana dihadapkan pada sejumlah persoalan, terutama dalam kaitannya dengan strategi pengguna sumber daya komunikasi yang tersedia untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Rogers (1982) memberi batasan pengertian strategi komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang lebih besar melalui trasfer ide-ide baru.
Seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton (1980) membuat defenisi dengan menyatakan “ strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.[12]
.
Demikian pula strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktiks harus dilakukan. Dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda-beda setiap waktu tergantung dari situasi dan kondisi.
Seperti halnya dengan strategi dalam bidang apapun, strategi komunikasi harus didukung oleh teori, karena teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Karena teori merupakan suatu statement (pernyataan) dari beberapa statement yang menghubungkan yang satu dengan yang lainnya.
sekian banyak teori komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, untuk strategi komunikasi adalah teori dari seorang ilmuan politik dari amerika serikat yang bernama Harold D. Laswell yang menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who Says What Channel To Whom With What Effect?”
Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus Lassweel tersebut.
1.                   Who ? ( siapakah komunikatornya ?)
2.                   Says What ? ( pesan apa yang dinyatakannya?)
3.                   In which channel? (media apa yang digunakannya?)
4.                   To whom? (siapa komunikannya?)
5.                   With What Effect?(efek apa yang diharapkan?)
Rumus laswell ini tampaknya sederhana saja. Tetapi jika kita kaji lebih jauh, pertanyaan “efek apa yang diharapkan”, secara implisit mengandung pertanyaan lain yang perlu dijawab dengan seksama. Pertanyaan tersebut ialah :
1.                   When (kapan dilaksanakannya?)
2.                   How (bagaimana melaksanakannya?)
3.                   Why (mengapa dilaksanakan demikian?)
Tambahan pertanyaan tersebut dalam strategi komunikasi sangat penting, karena pendekatan (approach) terhadap efek yang diharapkan dari suatu kegiatan komunikasi bisa berjenis-jenis yaitu : menyebarkan informasi, melakukan persuasi, dan melaksanakan instruksi.[13]
G.    Metodologi Penelitian
A.    Jenis penelitian dan pendekatan
Metodologi penelitian adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Dengan kata lain, metode adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelian membutuhkan kajian yang mendalam dengan latar  yang wajar.  Pendekatan yang peneliti ambil untuk masalah ini dan dianggap sesuai adalah pendekatan kualitatif.
Penelitian dengan menggunakan penelitian kualitatif di maksudkan untuk dapat mengetahui dan mendeskripsikan secara jelas dan rinci tentang strategi komunikasi pimpinan TPA Miftahul Ulum dalam merekrut santri di Gampoeng Blangpase.
1.      Jenis penelitian
Jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun kelapangan. Adapun jenis data disesuaikan dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu strategi komunikasi pimpinan TPA Miftahul Ulum di Gampoeng PB. Blangpase.
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan secara mendalam fenomena yang ada. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan, rancangan dan metode yang sesuai dengan maksud penelitian tersebut.
Selanjutnya, kehadiran peneliti sangat penting diperhatikan karena berkaitan dengan peneliti dilapangan sangat diutamakan dalam penelitian kualitatif. [14]Sebab peneliti adalah instrumen kunci atau alat penelitian yang utama.
2.      Pendekatan yang digunakan
Adapun pendekatan yang digunakan ialah pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif menurut Whitney, seperti yang dikutip oleh Moh. Nazir, Ph adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Tujuannya adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena yang sedang diinvestigasi.[15]
B.     Sumber Data
1.      Data primer ( utama ) adalah sumber data utama yang diperoleh langsung  dari objek penelitian yaitu yang dibutuhkan pada penelitian tersebut. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui responden yang dianggap paling mengetahui secara mendatail dan jelas mengenai fokus permasalahan yang diteliti.
2.      Data Sekunder ( pendukung ) adalah data yang mendukung untuk kelengkapan data primer yaitu  yang diperoleh dari objek penelitian.
C.     Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan secara mendalam fenomena yang ada. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan, rancangan dan metode yang sesuai dengan penelitian tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dimaksudkan untuk mengetahui dan mendeskripsikan secara jelas dan rinci tentang strategi komunikasi pimpinan TPA dalam merekrut santri secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks yang sebenarnya.
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu ; observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
a.       Wawancara yaitu untuk mengumpulkan informasi agar data yang diperoleh objektif dan akurat maka perlu disiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan bagi informan atau sumber data.
b.      Observasi adalah metode yang menggunakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian.
c.       Studi Dokumentasi merupakan sumber data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara. Studi dokumentasi diarahkan untuk memperoleh peristiwa-peristiwa atau kejadian yang telah berlalu atau yang sedang berjalan. Dengan kata lain, studi dokumentasi digunakan untuk menghimpun data sekunder yang didapatkan dari sumber non manusia.[16]
D.    Teknik Analisa Data
Teknik analisa data adalah serangkaian kegiatan mengolah seperangkap hasil, baik dalam bentuk pertemuan-pertemuan baru maupun dalam bentuk pembuktian kebenaran hipotesa. Jadi setelah data terkumpul dan lapangan maka tahap berikutnya masuk pada proses pengolahan data.
Adapun untuk pengecekan keabsahan data dan kebenaran suatu data, maka makna-makna yang muncul dan data tersebut harus diuji kebenarannya, kekokohan, dan kecocokan yang merupakan validitasnya.[17]
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Hasbi. 2008. Menata Masa Depan Dayah di Aceh. Banda Aceh.      Yayasan PeNa.
Arikunto, Suharsimi. 1993, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cet.IX. Jakarta. Rineka Cipta.
Brantas. 2009, Dasar –Dasar Manajemen. Bandung. Alfabeta
Canggara. Hafied. 2013. Perencanaan Dan Strategi Komunikasi Cet.1. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Canggara. Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori Dan Folsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
J. Moeleong, Lexy. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Muhammad, Arni. 2011. Komunikasi Organisai. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Nazir, Ph. D,Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Rianto, Yatim. 2007. Metoologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: Unesa Universiti Press
Suyadi. 2013 Strategi Pembelajaran Karakter. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
http://id.Wikipedia.org/wiki/santri/diakses tgl 10 November 2015 pukul 12:15




[1] Arni Muhammad, komunikasi organisasi, (Jakarta: PT bumi aksara,2011) hal: 1
[2] Onong Uchjana effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,(Bandung: PT Citra Aditya Bakti,1993) hal. 29
[3] Ibid,hal.299
[4]  Ibid, hal.301
[5] Hasbi Amiruddin, Menata Masa Depan Dayah di Aceh (Banda Aceh, Yayasan PeNa,2008) hal.54
[6]  Suyadi,Strategi Pembelajaran pendidikan Karakter,(Bandung: PT Remaja rosdakarya.2013) hal. 13
[7]  Hafied canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2007) hal. 20
[8]  Brantas, Dasar-dasar Manajemen,(Bandung: Alfabeta,2009) hal. 123

[11]  http://id.wikepedia.org/wiki/santri/diakses tgl 10 november 2015 pukul 12:15
[12]  Hafied Canggara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi cet.1( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2013) hal. 61
[13] Onong uchjana effendi ,ilmu,teori dan filsafat komunikasi(Bandung: PT. Citra aditya bakti,1993) hal.300-302
[14]  Lexy, J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.1999) hal.121
[15]  Moh. Nazir, Ph.D, Metode Penelitian ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988) hal. 63
[16]  Yatim Riyanto, metodologi penelitian pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif, (Surabaya: Unesa Universiti Press,2007) hal 69-92
[17]  Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cet.Ix. (Rineka Cipta: Jakarta). 1993.hal 48










1 komentar: