Strategi Komunikasi Pimpinan TPA
Miftahul Ulum Dalam Merekrut Santri Di Gampong Payabujok. Blangpase kecamatan
Langsa kota
A.
Latar
Belakang
Komunikasi
merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain. Baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga,
di tempat pekerjaan, dipasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada.
Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.[1]
Dalam
buku Onong Uchjana Efendy memberi penjelasan bahwa pada hakikatnya komunikasi
adalah“ proses pernyataan antar-manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai
alat penyalur. Dalam “ bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message). Orang yang menyampaikan pesan
disebut komunikator (communicator),
sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (communicate). Untuk lebih jelasnya
komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan.
Jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan,
kedua lambang. Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang
adalah bahasa.[2]
Pikiran
dan perasaan sebagai isi pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan,
selalu menyatu secara terpadu; secara reoritis tidak mungkin hanya pikiran saja
atau perasaan saja, masalahnya mana diantara pikiran dan perasaan yang itu yang
dominan. Yang paling sering adalah pikiran yang dominan. Jika perasaan yang
mendominasi pikiran hanyalah dalam situasi tertentu. misalnya suami sebagai
komunikator ketika sedang marah mengucapkan kata-kata yang kasar.
Dalam
berkomunikasi, strategi komunikasi sangat berperan penting untuk melancarkan
suatu organisasi, apakah itu komunikasi politik ataupun bisnis.
Para
ahli komunikasi, terutama dinegara-negara yang sedang berkembang, dalam
tahun-tahun terakhir ini menumpahkan perhatiannya yang besar terhadap strategi
komunikasi (communication strategy), dalam
hubungannya dengan penggiatan pembangunan dinegara masing-masing.
Fokus
perhatian ahli komunikasi ini memang penting untuk ditujukan kepada strategi
komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak
ditentukan oleh strategi komunikasi. Dilain pihak , tanpa strategi komunikasi,
media massa yang semakin modern yang kini banyak dipergunakan dinegara-negara
yang sedang berkembang karena mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya
dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif.[3]
Strategi
komunikasi baik secara makro maupun secara mikro mempunyai fungsi ganda :
1. Menyebarluaskan
pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan konstruktif secara
sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.
2. Menjembatani
“culture gap” akibat kemudahan
diperolehnya dan kemudahan dioprasionaalkannya media massa yang begitu ampuh,
yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.
Strategi
komunikasi merupakan perpaduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen
komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi
komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus
dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu
bergantung dari situasi dan kondisi.[4]
Melihat
pentingnya strategi komunikasi dalam proses pengembangan organisasi agar bisa
terwujudnya tujuan organisasi secara efektif maka pembahasan tentang strategi
komunikasi dalam kajian ini sangat menentukan efektifitasnya pengembangan
organisasi apapun bentuknya.
Tokoh
pemimpin sering menjadi tokoh harapan baik dalam penciptaan masyarakat adil dan
makmur atau untuk mencapai kemajuan dan berkesinambungan pada suatu organisasi.
Karena pemimpin yang dianut dapat mempengaruhi pihak lain melalui proses
kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai bersama. Karena itu, suatu negara atau suatu
organisasi sering terwarnai oleh sosok pemimpinnya dan sistem kepemimpinan dari
organisasi tersebut.[5]
Seorang
pemimpin harus mempunyai strategi komunikasi untuk mengembangkan suatu
organisasi. Dalam hal tersebut strategi komunikasi yang disampaikan oleh
pemimpin suatu daerah itu ditentukan oleh kondisi obyektif komunikan dan
keadaan lingkungan pada saat proses komunikasi tersebut berlangsung.
Berdasarkan
uraian yang telah penulis paparkan diatas dan hasil pengamatan sementara maka
penulis tertarik meneliti di Gampoeng Blang pase, karena di gampoeng tersebut
terdapat sebuah organisasi yang berbentuk TPA ( Taman Pendidikan Al-qur’an).
Dimana pada TPA tersebut banyak santri yang tertarik untuk masuk dan mengikuti
pembelajaran keagamaan. Di era globalisasi seperti ini biasanya para anak-anak
dan remaja sibuk dengan kegiatan sekolah seperti eks school, les, dan kegiatan
lainnya. Jarang sekali melihat para remaja yang masih mau mengikuti dan
mempelajari kegiatan yang berbau keislaman. Apalagi pergaulan remaja di Gampoeng
PB. blangpase masih banyak yang tidak mencerminkan kebaikan seperti kenakalan
remaja dan pergaulan bebas.
Oleh
karena itu langkah-langkah strategi komunikasi pemimpin TPA Miftahul Ulum
sangat penting untuk diteliti, sehingga dapat menarik perhatian dari anak-anak
dan para remaja di Gampong PB. Blangpase.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Strategi
apa yang digunakan pimpinan TPA Miftahul Ulum dalam merekrut santri ?
2. Bagaimana
langkah-langkah strategi komunikasi yang dilaksanakan pimpinan TPA Miftahul
Ulum dalam merekrut santri?
C.
Penjelasan
Istilah
Untuk
menghindari terjadinya kesalah pahaman istilah judul yang diangkat, maka
penulis perlu menjelaskan yang menyangkut dengan penulisan laporan ini, yaitu :
1. Strategi
Istilah
“strategi” pertama kali hanya dikenal dikalangan militer, khususnya strategi
perang. Dalam sebuah peperangan atau pertempuran, terdapat seseorang (komandan)
yang bertugas mengatur strategi untuk memenangkan peperangan. Semakin hebat
strategi yang digunakan (selain kekuatan pasukan perang), semakin besar
kemungkinan untuk menang. Biasanya, sebuah strategi disusun dengan
mempertimbangkan medan perang, kekuatan pasukan, perlengkapan perang dan
sebagainya.[6]
2. Komunikasi
Kata
komunikasi atau communication dalam
bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis
yang berarti “sama”, communico,communicatio,
atau communicare yang berarti “
membuat sama” (to make common). Istilah
pertama (communis) adalah istilah
yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan
akar dari kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu
pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Komunikasi adalah
proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.[7]
3. Pemimpin
Stoner,
Freeman dan Gilbert Jr. (1995) merumuskan defenisi kepemimpinan sebagai proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari
anggota kelompok itu. Rumusan ini mengandung berbagai hal atau komponen yang
dapat diuraikan lebih luas dan panjang lebar. Suatu proses akan berlangsung
apabila ada faktor penggerak. Dengan penggerak ini akan tercipta lainnya
terutama orang-orang yang memiliki tugas yang telah di deskripsikan.
Pemimpin
adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen yang menggunakan
wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol para
bawahan, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan
perusahaan.[8]
4. Merekrut
Rekrutmen
adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari
dalam maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan
karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber
daya manusia. Hasil yang didapatkan dari proses rekrutmen adalah sejumlah
tenaga kerja yang akan memasuki proses seleksi, yakni proses untuk menentukan
kandidat yang mana yang paling layak untuk mengisi jabatan tertentu yang
tersedia di perusahaan.[9]
5. TPA
( Taman Pendidikan Al-Qur’an )
Taman
pendidikan Al-Qur’an (TPA) adalah lembaga pendidikan islam non formal untuk
anak-anak yang menjadikan siswanya mampu dan gemar membaca Al-qur’an dengan
benar dengan ilmu tajwid sebagai target pokoknya, dapat mngerjakan shalat
dengan baik, hafal sejumlah surat pendek dan ayat pilihan, serta mampu berdo’a
dan beramal shaleh.[10]
6. Santri
Santri
adalah seseorang yang mengikuti pendidikan ilmu agama islam disuatu tempat yang
dinamakan pasantren, biasanya menetap ditempat tersebut hingga pendidikannya
selesai. Menurut bahasa, kata santri berasal dari bahasa sansekerta “shastri” yang memiliki akar kata yang
sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan. Ada
pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik”
yang berarti para pembantu begawan atau resi, seorang cantrikdiberi upah berupa
ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan
seorang santri yang mengabdi di pondok pasantren, sebagai konsekuensinya ketua
pondok pasantren memberi tunjangan kepada santri tersebut.[11]
D.
Tujuan
Penelitian
Adapun
yang menjadi tujuan dari penulisan proposal ini adalah :
1. Untuk
mengetahui strategi apa yang digunakan pimpinan TPA Miftahul Ulum dalam
merekrut santri sehingga menjadi ramai.
2. Untuk
mendeskripsikan langkah-langkah strategi komunikasi yang digunakan oleh
pimpinan TPA Miftahul Ulum dalam rangka merealisasikan ajaran islam.
E.
Manfaat
Penelitian
Adapun
kegunaan dari penelitian ini diharapkan berdaya guna sebagai berikut :
1. Secara
Teoritis
a. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan dalam hal khusus terhadap penelitian Strategi Komunikasi seorang
pemimpin.
b. Pelaksanaan
penelitian dalam tugas akhir ini diharapkan dapat menambah memperkaya hasanah
pemikiran penulis dalam menganalisis masalah-masalah yang terjadi dalam
strategi komunikasi kepemimpinan.
2. Secara
praktis
a. Diharapkan
hasil penelitian ini menjadi bahan masukan yang bermanfa’at bagi pimpinan dalam
kepemimpinannya.
b. Untuk
memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar strata satu (S1) pada Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa.
F.
Landasan
Teori
Landasan
teori menguraikan kerangka teori yang merujuk pada referensi berbagai para ahli
tertentu maupun berbagai teori-teori yang ada yang nantinya akan mendasari
hasil dan pembahasan secara detail, dapat berupa defenisi-defenisi atau model
matematis yang langsung berkaitan dengan tema atau masalah yang diteliti.
1. Strategi Komunikasi
Kata
strategi berasal dari bahasa yunani klasik yaitu “stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang berarti
memimpin. Dengan demikian, strategi dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu
muncul kata strategos yang artinya
pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep militer yang
bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal ( The Art Of General)
Karl
Von Clausewitz (1780-1831) seorang pengsiunan jenderal Prusia dalam bukunya On
War merumuskan strategi ialah “suatu seni menggunakan sarana pertempuran untuk
mencapai tujuan perang”.
Everent
M. Rogers ( 1985) seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang kemudian lebih
banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi khususnya dalam hal
penyebaran inovasi membuat defenisi komunikasi yakni: “ komunikasi adalah
proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.
Dalam
menangani masalah komunikasi, para perencana dihadapkan pada sejumlah
persoalan, terutama dalam kaitannya dengan strategi pengguna sumber daya
komunikasi yang tersedia untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Rogers
(1982) memberi batasan pengertian strategi komunikasi sebagai suatu rancangan
yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang lebih besar
melalui trasfer ide-ide baru.
Seorang
pakar perencanaan komunikasi Middleton (1980) membuat defenisi dengan
menyatakan “ strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua
elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima
sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi
yang optimal.[12]
.
Demikian
pula strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen
komunikasi (communication management)
untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktiks harus dilakukan. Dalam arti
kata bahwa pendekatan bisa berbeda-beda setiap waktu tergantung dari situasi
dan kondisi.
Seperti
halnya dengan strategi dalam bidang apapun, strategi komunikasi harus didukung
oleh teori, karena teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang
sudah diuji kebenarannya. Karena teori merupakan suatu statement (pernyataan)
dari beberapa statement yang menghubungkan yang satu dengan yang lainnya.
sekian
banyak teori komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, untuk strategi
komunikasi adalah teori dari seorang ilmuan politik dari amerika serikat yang
bernama Harold D. Laswell yang menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk
menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who Says What
Channel To Whom With What Effect?”
Untuk
mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan
komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus
Lassweel tersebut.
1.
Who ? ( siapakah komunikatornya ?)
2.
Says What ? ( pesan apa yang
dinyatakannya?)
3.
In which channel? (media apa yang
digunakannya?)
4.
To whom? (siapa komunikannya?)
5.
With What Effect?(efek apa yang
diharapkan?)
Rumus
laswell ini tampaknya sederhana saja. Tetapi jika kita kaji lebih jauh,
pertanyaan “efek apa yang diharapkan”, secara implisit mengandung pertanyaan
lain yang perlu dijawab dengan seksama. Pertanyaan tersebut ialah :
1.
When (kapan dilaksanakannya?)
2.
How (bagaimana melaksanakannya?)
3.
Why (mengapa dilaksanakan demikian?)
Tambahan
pertanyaan tersebut dalam strategi komunikasi sangat penting, karena pendekatan
(approach) terhadap efek yang
diharapkan dari suatu kegiatan komunikasi bisa berjenis-jenis yaitu :
menyebarkan informasi, melakukan persuasi, dan melaksanakan instruksi.[13]
G.
Metodologi
Penelitian
A. Jenis
penelitian dan pendekatan
Metodologi
penelitian adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati
masalah dan mencari jawaban. Dengan kata lain, metode adalah suatu pendekatan
umum untuk mengkaji topik penelitian.
Berdasarkan
rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelian membutuhkan kajian yang
mendalam dengan latar yang wajar. Pendekatan yang peneliti ambil untuk masalah
ini dan dianggap sesuai adalah pendekatan kualitatif.
Penelitian
dengan menggunakan penelitian kualitatif di maksudkan untuk dapat mengetahui
dan mendeskripsikan secara jelas dan rinci tentang strategi komunikasi pimpinan
TPA Miftahul Ulum dalam merekrut santri di Gampoeng Blangpase.
1. Jenis
penelitian
Jenis
penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang
dilakukan dengan terjun kelapangan. Adapun jenis data disesuaikan dengan
permasalahan yang akan diteliti, yaitu strategi komunikasi pimpinan TPA
Miftahul Ulum di Gampoeng PB. Blangpase.
Penelitian
ini dilakukan untuk mengungkapkan secara mendalam fenomena yang ada. Oleh
karena itu, diperlukan suatu pendekatan, rancangan dan metode yang sesuai
dengan maksud penelitian tersebut.
Selanjutnya,
kehadiran peneliti sangat penting diperhatikan karena berkaitan dengan peneliti
dilapangan sangat diutamakan dalam penelitian kualitatif. [14]Sebab
peneliti adalah instrumen kunci atau alat penelitian yang utama.
2. Pendekatan
yang digunakan
Adapun
pendekatan yang digunakan ialah pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif
menurut Whitney, seperti yang dikutip oleh Moh. Nazir, Ph adalah pencarian
fakta dengan interpretasi yang tepat. Tujuannya adalah untuk membuat gambaran
secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta, sifat, serta hubungan
antar fenomena yang sedang diinvestigasi.[15]
B. Sumber
Data
1. Data
primer ( utama ) adalah sumber data utama yang diperoleh langsung dari objek penelitian yaitu yang dibutuhkan
pada penelitian tersebut. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui
responden yang dianggap paling mengetahui secara mendatail dan jelas mengenai
fokus permasalahan yang diteliti.
2. Data
Sekunder ( pendukung ) adalah data yang mendukung untuk kelengkapan data primer
yaitu yang diperoleh dari objek
penelitian.
C. Teknik
Pengumpulan Data
Penelitian
ini dilakukan untuk mengungkapkan secara mendalam fenomena yang ada. Oleh
karena itu, diperlukan suatu pendekatan, rancangan dan metode yang sesuai
dengan penelitian tersebut.
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dimaksudkan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan secara jelas dan rinci tentang strategi komunikasi pimpinan TPA
dalam merekrut santri secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks yang
sebenarnya.
Adapun
teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu ; observasi, wawancara, dan
studi dokumentasi.
a. Wawancara
yaitu untuk mengumpulkan informasi agar data yang diperoleh objektif dan akurat
maka perlu disiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan bagi informan atau
sumber data.
b. Observasi
adalah metode yang menggunakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian.
c. Studi
Dokumentasi merupakan sumber data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data
yang diperoleh melalui wawancara. Studi dokumentasi diarahkan untuk memperoleh
peristiwa-peristiwa atau kejadian yang telah berlalu atau yang sedang berjalan.
Dengan kata lain, studi dokumentasi digunakan untuk menghimpun data sekunder
yang didapatkan dari sumber non manusia.[16]
D. Teknik
Analisa Data
Teknik
analisa data adalah serangkaian kegiatan mengolah seperangkap hasil, baik dalam
bentuk pertemuan-pertemuan baru maupun dalam bentuk pembuktian kebenaran
hipotesa. Jadi setelah data terkumpul dan lapangan maka tahap berikutnya masuk
pada proses pengolahan data.
Adapun
untuk pengecekan keabsahan data dan kebenaran suatu data, maka makna-makna yang
muncul dan data tersebut harus diuji kebenarannya, kekokohan, dan kecocokan
yang merupakan validitasnya.[17]
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Hasbi. 2008. Menata Masa Depan Dayah di Aceh. Banda
Aceh. Yayasan PeNa.
Arikunto, Suharsimi. 1993, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Cet.IX. Jakarta. Rineka Cipta.
Brantas.
2009, Dasar –Dasar Manajemen.
Bandung. Alfabeta
Canggara. Hafied. 2013. Perencanaan Dan Strategi Komunikasi Cet.1.
Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Canggara. Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori Dan Folsafat Komunikasi. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti
J. Moeleong, Lexy. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Muhammad,
Arni. 2011. Komunikasi Organisai.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Nazir,
Ph. D,Moh. 1988. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Rianto, Yatim. 2007. Metoologi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif. Surabaya: Unesa Universiti Press
Suyadi. 2013 Strategi Pembelajaran Karakter. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
http://Iizalvazulva.wordpress.com/2012/02/17/merekrut-dan-mengelola-sdm/diakses
tgl 6 november 2015 pukul 10:45
http://id.Wikipedia.org/wiki/santri/diakses
tgl 10 November 2015 pukul 12:15
[1] Arni Muhammad, komunikasi organisasi, (Jakarta: PT bumi
aksara,2011) hal: 1
[2] Onong Uchjana effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,(Bandung:
PT Citra Aditya Bakti,1993) hal. 29
[3] Ibid,hal.299
[4] Ibid,
hal.301
[5] Hasbi Amiruddin, Menata Masa Depan Dayah di Aceh (Banda
Aceh, Yayasan PeNa,2008) hal.54
[6] Suyadi,Strategi
Pembelajaran pendidikan Karakter,(Bandung: PT Remaja rosdakarya.2013) hal.
13
[7]
Hafied canggara, Pengantar Ilmu
Komunikasi,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2007) hal. 20
[8]
Brantas, Dasar-dasar Manajemen,(Bandung:
Alfabeta,2009) hal. 123
[9] https://zalvazulva.wordpress.com/2012/02/17/merekrut-dan-mengelola-sdm/diakses
tgl 6 november 2015 pukul 10:45
[12] Hafied Canggara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi
cet.1( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2013) hal. 61
[13] Onong uchjana effendi ,ilmu,teori dan filsafat komunikasi(Bandung:
PT. Citra aditya bakti,1993) hal.300-302
[14]
Lexy, J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (PT. Remaja Rosdakarya:
Bandung.1999) hal.121
[15]
Moh. Nazir, Ph.D, Metode
Penelitian ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988) hal. 63
[16]
Yatim Riyanto, metodologi
penelitian pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif, (Surabaya: Unesa
Universiti Press,2007) hal 69-92
[17]
Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cet.Ix. (Rineka Cipta: Jakarta).
1993.hal 48
Terimakasih infonya sangat membantu
BalasHapusSalam Info