Selasa, 10 Januari 2017

Islam dan Budaya IBD

A.                Pendahuluan
Hidup adalah pertalian roh dan badan serta hubungan interaksi antara keduanya. Atau hidup adalah suatu sifat yang dengan sifat itu sesuatu menjadi berpengetahuan dan memiliki kekuatan. Jadi, hidup itu merupakan sumber kenikmatan; sebab dengan adanya hidup maka tidak seorang pun dapat menikmtai arti kehidupan dunia serta merasakan pembalasan baik buruk di akhirta nanti.
Kematian manusia adalah proses yang terus berlangsung. Kematian manusia, karenanya, adalah problema manusia masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Problema seperti ini kita sebut problem filosofis-eksistensial yang tak kenal batasan spasio-temporal. Namun demikian, bingkai historis tetap diperlukan untuk memberi insight tentang sebab-musabab dan dampak luasnya terhadap keadaan kemanusiaan.


  1. Manusia dan Kehidupan
1.      Pengertian Kehidupan
Bahwa kehidupan adalah uang. Sehingga setiap detik hidup ini yang dicari adalah uang. Artinya apabila dia tidak memiliki uang, seolah-olah kehidupannya telah hilang. Sebagian lagi menjawab, bahwa kehidupan adalah kedudukan. Sehingga setiap detik yang dicari adalah kedudukan. Sebagian lagi memandang bahwa kehidupan adalah kesempatan untuk bersenang-senang. Maka bagi golongan ini kesenangan duniawi adalah tujuan utama yang dicari-cari.[1]
Saudaraku –semoga Allah merahmatimu– kehidupan ini adalah sebuah kesempatan yang sangat berharga untuk kita. Jangan sampai kita sia-siakan kehidupan di dunia ini untuk sesuatu yang tidak jelas dan akan sirna. Kenikmatan dunia ini pun kalau mau kita pikirkan dengan baik, maka tidaklah lama. Sebentar saja, bukankah demikian? Allah ta’ala berfirman :
 كَأَنَّهُمۡ يَوۡمَ يَرَوۡنَهَا لَمۡ يَلۡبَثُوٓاْ إِلَّا عَشِيَّةً أَوۡ ضُحَىٰهَا ٤٦
Artinya :
Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari (QS. An-Nazi’at: 46)
Tafsir :
 “Berusahalah untuk duniamu, seakan-akan kau akan hidup selamanya. Dan, berusahalah untuk akhiratmu seakan-akan kau akan mati esok.”

a.    Hidup manusia menempuh lima alam:
1)        Hidup di alam roh (arwah)
2)        Hidup di alam rahim ( kandungan ibu)
3)        Hidup di alam dunia nyata
4)        Hidup di alam barzakh (kubur)
5)        Hidup di alam Akhirat, yang kekal abadi

b.    Hikmah Allah menghidupkan dan mematikan manusia
1)        Untuk menguji dan menyaring hamba-Nya:
2)        Siapa yang paling baik amalannya
3)        Siapa yang benar dalam ikrar dan janjinya
4)        Siapa yang benar-benar sabar atas ujian dan musibah yang ditimpakan-Nya
5)        Siapa yang benar-benar bersyukur atas nikmat kurniaan-Nya
6)        Siapa yang benar-benar redha dengan takdir dan ketentuan-Nya : sewaktu hidup di dunia untuk dikurniakan balasan di Akhirat kelak.[2]
ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ ٢
Artinya:
. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun(QS. Al-Mulk : 2)



c.    Peranan Manusia di Dunia
1)        Sebagai khalifah (wakil) Allah di muka bumi. Manusia menjadi wakil Allah dalam mentadbir bumi dengan menjalankan semua perkara supaya bersesuaian dengan peraturan dan undang-undang (syariat) yang telah Allah turunkan. Firman Allah: Maksudnya: ” Sesungguhnya Aku hendak jadikan seorang khalifah di muka bumi”
2)        Sebagai hamba Allah yang sentiasa mengabdikan diri (beribadah) kepadaAllah. Yakin, patuh dan taat kepada segala suruhan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Firman Allah SWT: Maksudnya: “Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu”

2.      Pengertian Kematian
     Kematian adalah berpisahnya ruh dari badan. Badan akan rusak secara keseluruhan sementara ruh akan meneruskan kehidupannya yang abadi setelah mengalami perpisahan dengan badan. Allah berfirman dalam ayat-Nya: “Pada hari ketika tiap- tiap diri mendapati segala kebaikan dihadapkan (di mukanya), begitu juga (kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba- hamba- Nya”.
     Bila manusia senantiasa sadar bahwa dunia ini hanya ladang untuk menanam amal kebaikan, dan akhirat adalah tempat untuk hidup abadi, sama sekali ia tidak akan berbuat curang dan penipuan. Imam Ali a.s. dalam hal ini berkata: “orang yang memahami akhir kehidupannya, ia tidak akan berbuat curang dan penipuan dan Kematian merupakan sebuah keharusan
     Setiap manusia yang menginjakkan kakinya di muka bumi, pasti akan merasakan kematian. Karena kematian adalah sebuah kepastian, di mana tidak seorang pun bisa menghindarinya.
     Pada hakikatnya, manusia di dunia ini tidak hidup secara abadi. Pada waktu tertentu ia harus meninggalkan dunia. Manusia tidak mampu menolak kedatangan kematian atas dirinya. Di mana saja ia berada kematian pasti akan menjemputnya. Manusia tidak mungkin lari dari kematian yang mendatanginya.

Allah Berfirman:
ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلۡأَنفُسَ حِينَ مَوۡتِهَا وَٱلَّتِي لَمۡ تَمُتۡ فِي مَنَامِهَاۖ فَيُمۡسِكُ ٱلَّتِي قَضَىٰ عَلَيۡهَا ٱلۡمَوۡتَ وَيُرۡسِلُ ٱلۡأُخۡرَىٰٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمًّىۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ ٤٢
Artinya:
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.  (QS. Az Zumar : 42)



Tafsir :
   “Tiap- tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.


C.                Simpulan
Hidup adalah pertalian roh dan badan serta hubungan interaksi antara keduanya. Arti kehidupan bagi seorang Muslim adalah sebagai kesempatan untuk beribadah kepada Allah swt. sebagai bekal untuk menghadapi hari kemudian (akhirat).
Mati ialah terputusnya hubungan roh dengan lahir batin, perpisahan antara keduanya. Bagi seorang muslim, mati bukanlah akhir segalanya. Mati lebih merupakan laksana untuk menuju kehidupan selanjutnya yang kekal dan abadi (akhirat).
Kehidupan setelah kematian merupakan pembalasan kepada manusia sesuai dengan amal perbuatannya sewaktu hidup di dunia. Sehingga bagi orang yang ingat akan mati, dia akan mempersiapkan dirinya dengan banyak beramal saleh, berlaku zuhud dalam hidupnya dan bertakwa kepada Allah. Sebaliknya, orang yang tidak ingat bahwa dirinya akan mati, maka ia akan menjadi orang yang celaka. Biasanya ia berbuat sewenang-wenang, sombong, angkara murka dan lain-lain, sifat yang tidak terpuji



Daftar Pustaka
Tri Prasetya, Joko ,2013. Ilmu Budaya Dasar. (Jakarta: Cipta)
https://sitihindun94.wordpress.com/2012/12/03/manusia-hidup-dan-kematian/comment-page-1/
Widoyo siswon.Supartono, 2009, Ilmu Budaya Dasar, (Bogor. Ghalia Indonesia)
https://idadwiw.wordpress.com/2011/05/31/manusia-dan-kehidupan-manusia-dan-kematian/




[1] Joko Tri Prasetya. 2013. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Cipta. Hal. 72
[2] Supartono Widoyo siswono. 2009, Ilmu Budaya Dasar, Bogor. Ghalia Indonesia, hal.113

Tidak ada komentar:

Posting Komentar