BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Gangguan otak yang ditandai oleh
terganggunya emosi, proses berfikir, perilaku, dan penangkapan panca indera.
Penyakit mental ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi pesakit (dan
keluarganya). Penyakit mental boleh mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur,
bangsa, agama, mahupun status sosial Di masyarakat banyak beredar kepercayaan
atau mitos yang salah mengenai penyakit mental, ada yang percaya bahawa
penyakit mental disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahawa itu
akibat guna-guna, kerana kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang
salah ini hanya akan merugikan pesakit dan keluarganya kerana penghidap
penyakit jiwa tidak mendapat rawatan secara cepat dan tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Penyakit Mental
2. Gangguan Kejiwaan
3. Fakto Penyebab Gangguan Jiwa
4. Ciri-Ciri Penyakit Mental
Yang Dialami Oleh Manusia
5. Beberapa Cara Untuk Mengatasi
Gangguan Mental
6. Macam-macam penyakit mental
C. Tujuan
Penulisan
Untuk mengetahui apa itu penyakit
mental seseorang sehingga dapat membantu kita mengenal dan bisa mengatasi
gangguan mental tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Mental
Penyakit mental, disebut juga
gangguan mental, penyakit jiwa, atau gangguan jiwa, adalah gangguan yang
mengenai satu atau lebih fungsi mental. Penyakit mental adalah gangguan otak
yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berfikir, perilaku, dan persepsi
(penangkapan panca indera). Penyakit mental ini menimbulkan stress. Penyakit
mental boleh mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, bangsa, agama, mahupun
status sosial-ekonomi. Penyakit mental bukan disebabkan oleh kelemahan
peribadi.
Di masyarakat
banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai penyakit mental, ada
yang percaya bahawa penyakit mental disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada
yang menuduh bahawa itu akibat guna-guna, kerana kutukan atau hukuman atas
dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan pesakit
dan keluarganya kerana penghidap penyakit jiwa tidak mendapat rawatan secara
cepat dan tepat.
B. Gangguan kejiwaan (Mental)
Gangguan mental atau penyakit
mental adalah pola psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan
stress atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari
perkembangan normal manusia. Gangguan yang berhubungan dengan fungsi tertentu
pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia.
Penemuan dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan mental telah berubah
sepanjang perubahan waktu dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat
perbedaan tentang definisi, penilaan
dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar telah digunakan secara luas.
Lebih dari sepertiga orang di sebagian besar negara-negara melaporkan masalah
pada satu waktu pada hidup mereka yang memenuhi kriteria salah satu atau
beberapa tipe umum dari kelainan mental. Penyebab gangguan mental bervariasi
dan pada beberapa kasus tidak jelas, dan teori terkadang menemukan penemuan
yang rancu pada suatu ruang lingkup lapangan. Layanan untk penyakit ini
terpusat di Rumah Sakit Jiwa atau di masyarakat sosial, dan penilaian diberikan
oleh psikiater, psikolog klinik, dan terkadang psikolog pekerja sukarela,
menggunakan beberapa variasi metode tetapi sering bergantung pada observasi dan
tanya jawab. Perawatan klinik disediakan oleh banyak profesi kesehatan mental.
Psikoterapi dan pengobatan psikiatrik merupakan dua opsi pengobatan umum, seperti
juga intervensi sosial,
Dukungan lingkungan, dan
pertolongan diri. Pada beberapa kasus terjadi penahanan paksa atau pengobatan
paksa dimana hukum membolehkan. Stigma atau diskriminasi dapat menambah beban
dan kecacatan yang berasosiasi dengan kelainan mental (atau terdiagnosa
kelainan mental atau dinilai memiliki kelainian mental), yang akan mengara ke
berbagai gerakan sosial dalam rangka untuk meningkatkan pemahanan dan mencegah
pengucilan sosial.
Pada umumnya, kelainan mental
diklasifikasikan terpisah menjadi kelainan syaraf, ketidakmampuan belajar, atau
kelainan mental. [1]
C. Faktor Penyebab Penyakit Mental
Sampai saat ini belum diketahui
penyebab (etiologi) yang pasti yang menyebabkan seseorang Menderita
skizofrenia, Beberapa factor yang diduga menjadi penyebab sikozofrenia antara
lain :
1. Genetik
Dari sebuah penelitian diperoleh gambaran
sebagai berikut :
·
Studi terhadap keluarga menyebutkan pada
orang tua 5,6%, saudara kandung 10,1%; anak-anak 12,8%; dan penduduk
secara keseluruhan 0,9%.
·
Studi terhadap orang kembar (twin)
menyebutkan pada kembar identik 59,20%; sedangkan kembar fraternal 15,2%
Penelitian lain menyebutkan bahwa gangguan pada perkembangan otak janin juga
mempunyai peran bagi timbulnya skizofrenia kelak dikemudian hari. Gangguan ini
muncul, karena kekurangan gizi, infeksi, trauma, toksin dan kelainan hormonal.
Penelitian mutakhir menyebutkan bahwa meskipun ada gen yang abnormal,
skizofrenia tidak akan muncul kecuali disertai faktor-faktor lainnya.
2. Skizofrenia Muncul bila Terjadi
Interaksi Antara Abnormal Gen dengan :
·
Virus atau infeksi lain selama kehamilan yang
dapat menganggu perkembangan otak janin;
·
Menurunnya autoimun yang mungkin disebabkan
infeksi selama kehamilan;
·
Komplikasi kandungan; dan
·
Kekurangan gizi yang cukup berat, terutama
pada trimester kehamilan.
3. Penyebab Umum Penyakit
Mental Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat
dikatakan juga, secara somato-psiko-sosial.
Penyakit mental artinya bahwa yang menonjol
ialah gejala-gejala yang berunsur psikis. Hal ini tidak
berarti bahwa unsur yang lain tidak terganggu. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku
manusia ialah keturunan, usia dan Jenis Kelamin, keadaan fisik, keadaan
psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan,
pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang dicintai, agresi,
rasa permusuhan, hubungan antar manusia, dan sebagainya.[2]
D. Ciri-Ciri Penyakit Mental Yang Dialami
Oleh Manusia Menyalahkan orang lain.
a. Menyalahkan diri sendiri
Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa
tidak mampu. Ini berbeda dengan mengakui kesalahan. Anda pernah mengalaminya?
Kalau anda bilang tidak pernah, berarti anda bohong. "Ah, dia sih bisa,
dia ahli, dia punya jabatan, dia berbakat, dan sebagainya, Lha, saya ini apa ?,
wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha, saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya
waktu banyak, saya sibuk, pasti nggak bisa deh". Penyakit ini seperti
kanker, tambah besar, besar di dalam mental.
b. Tidak punya goal atau cita-cita
Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja,
tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan
milestone. Buat target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis.
Ilustrasinya kayak gini: Ada anjing jago lari yang sombong. "Apa sih yang
nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya". Kemudian ada kelinci
lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang, “Nah tuh ada kelinci,
kejar aja". Dia kejar itu kelinci, wesss...., kelinci lari lebih kencang,
anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak dengar /
peduli apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing
kembali lagi ke temannya dan diketawain. "Ah, lu, katanya jago lari, sama
kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya lu paling kencang". "Lha dia
goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk fun aja
sih". Kalau "GOAL" kita hanya untuk "FUN", isi waktu
aja, ya hasilnya cuma terengah-engah saja.
c. Mempunyai "goal", tapi ngawur
mencapainya.
Biasanya dialami oleh orang yang tidak
"teachable". Goalnya salah, focus kita juga salah, jalannya juga
salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya kayak gini : ada pemuda yang terobsesi
dengan emas, karena pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke
pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu
saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya, "Pokoknya saya mau emas, saya
nggak mau lihat kiri-kanan".
d. Terlalu cepat menyerah
Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan
mengawali dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat
yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di tempat
yang salah repot sekali.
e. Bayang-bayang masa lalu
Kita selalu penuh memori kan? Apa yang kita lakukan,
masuk memori kita, minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita
berikutnya. Apalagi kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi.
Ini bisa balik lagi ke penyakit nomer-3. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang
masa lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang
negatif. Memori kita kadang- kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan.
Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. "Waktu" itu maju
kan?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik? Nggak ada kan? Semuanya
maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti ke depan
kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori negatif yang
menghalangi kesuksesan. [3]
E. Beberapa cara yang bisa digunakan untuk
mengatasi gangguan mental
antara lain sebagai berikut:
a. Berusaha memahami hakekat manusia
yang mempunya pembawaan dan pengalaman yang berbeda-beda dengan segala
kelebihan dan kekurangannya. Termasuk memahami diri sendiri yang bisa dilakukan
dengan intropeksi diri atau umpan balik.
b. Konsultasi pada orang yang dianggap
bisa memahami membantu mengatasi masalahnya.
c. Mencurahan isi hatinya kepada
orang lain yang dipercaya.
d. Berfikir positif, dengan memandang
segala sesuatu dari aspek positif/hikmahnya.
e. Realistis yaitu dengan menerima
kenyataan/fakta secara rasional.
1.
Ada beberapa cara untuk mengatasi stress,
yaitu:
a. Ubah lingkungan kerja dan
lingkungan social.
b. Pelajari emosi yang dilahirkan
oleh persepsi dan opini Anda.
c. Berusaha untuk rileks, tenang
dalam menghadapi tugas maupun masalah.
d. Pelihara fisik anda dengan gizi
yang memadai dan berolahraga yang teratur.
e. Penuhi kebutuhana rohani dengan
berdoa, laksanakan ajaran dengan sebaik-baiknya sesuatu dengan keyakinan.
2.
Gangguan mental dapat diobati secara informal dan formal
Pengobatan informal ini dapat berupa
partisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
mental dan fisik secara keseluruhan, dan didukung oleh filsafat atau ideologi
tertentu mengenai bagaimana seseorang harus hidup. Contoh:
a. Pengobatan informal Mengikuti latihan
pengembangan diri, latihan yoga atau orhiba (olahraga hidup baru), mendalami
ajaran agama, ikut dalam kelompok arisan yang disenangi, secara teratur
mengikuti pengajian dan sebagainya.
b. Pengobatan formal menyangkut
segala bentuk terapi, perawatan medis atau lainnya yang dilakukan semata-mata
untuk meringankan masalah-masalah mental. Kegiatan ini meliputi berbagai bentuk
kegiatan psikoanalisis, terapi tingkahlaku, terapi umum atau konseling
profesional lainnya.
F.
Macam-macam penyakit Mental
A. DSM ( Diagnostic and
statistical manual of mental disorder )
Untuk memahami perilaku abnormal, psikolog menggunakan acuan
DSM (Diagnostic and statistical manual of mental disorder). DSM adalah sistem klasifikasi
gangguan-gangguan mental yang paling luas diterima. DSM menggunakan kriteria
diagnostic spesifik untuk mengelompokkan pola-pola perilaku abnormal yang
mempunyai ciri-ciri klinis yang sama dan suatu sistem evaluasi. Sistem DSM
terdiri dari dari klasifikasi yang juga mempunyai kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan utama. Penilaian
perilaku abnormal dapat ditelaah menggunakan berbagai cara (metode) salah
satunya metode dapat diukur melalui beberapa cara yang tetap memperhitungkan
faktor-faktor budaya dan etnik yang juga penting untuk dilakukan. Metode-metode
tetap meliputi wawancara klinis, tes psikologi.
B. NARKOBA
a. LatarBelakangPenggunaanNarkoba
Pada awalnya orang-orang yang mengkonsumsi narkoba ketika masih sekolah SMP, di SMP mereka mulai mencoba minum-minuman keras yang ditawari oleh teman-temannya yang ada di SMA. Ketika mereka sudah masuk SMA mereka mulai mencoba mengkonsumsi pil lexotan yang dosisnya ringan, kemudian mereka mencoba obat-obatan yang dosisnya tinggi.
Pada awalnya orang-orang yang mengkonsumsi narkoba ketika masih sekolah SMP, di SMP mereka mulai mencoba minum-minuman keras yang ditawari oleh teman-temannya yang ada di SMA. Ketika mereka sudah masuk SMA mereka mulai mencoba mengkonsumsi pil lexotan yang dosisnya ringan, kemudian mereka mencoba obat-obatan yang dosisnya tinggi.
Orang-orang mengkonsumsi
narkoba itu bertujuan untuk menenangkan diri dari masalah yang dihadapi
olehnya. Misalnya anak yang selalu dimarahi oleh orang tuanya dan kurang
perhatian (kasih sayang) dari kedua orang tuanya pasti merasa kesal dan marah
maka, untuk menghilangkan rasa kesal dan marahnya mereka minum-minuman keras
bahkan ada yang langsungmemakainarkoba. Apabila ditambah
dengan pergaulan yang bebas, yaitu pergaulan yang tanpa aturan, sekehendak
sendiri dan tidak mau diatur sangat dominan dalam proses penyalahgunaan narkoba
ini.
b. Dampak Yang
Ditimbulkan Oleh Narkoba
Narkoba
bisa memabukkan karena seluruh saraf-saraf dalam tubuh tidak berfungsi layaknya
orang normal sehingga orang yang mengkonsumsi narkoba seperti orang gila. Apabila terlalu
sering menggunakan narkoba maka kita akan ketagihan karena mengakibatkan
ketergantungan terhadap obat-obatan itu. Cara-cara apapun dilakukan oleh
pemakai narkoba supaya bisa membeli narkoba dengan cara merampok mencuri dan
sebagainya
C. GANGGUAN SEKSUAL
Gangguan seksuak ada 2 macam, pertma gangguan fungsi seksual (seksual
disfunction), dan ke 2 adalah kelainan seksual (seksual deviance).
Gangguan fungsi seksual adalah gangguan yang terjadi dalam tahap tertentu
dari suklus seksual seseorang. Misalnya, timbul rasa ragu, takut, sakit atau
takut sakit, atau merasa mual atau jijik sehingga orang yang bersangkutan tidak
dapat melaksanakan fungsi seksual tertentu dengan sempurna. Contoh-contoh
difungsi seksual adalah :
a.
Hypoactive sexsual
desire disorder: Hasrat seksual
menurun/kurang. Bisa karena faktor usia, trauma, atau stres. Bisa berlangsung
sementara/situasional, bisa berlangsung lama dalam segala siuasi
b.
Sexsual aversion
disorder: Rasa takut, jijik atau cemas yang
sangat besar untuk berhubngan dengan lawan jenis. Orang tersebut bahkan bisa
merasa panik jika harus berdekatan dengan lawan jenis. Dampaknya orang ini akan
sulit mendapatkan pasangan hidup.
c.
Female sexual
arousal disorder: Disebut juga frigit.
Terjadi pada perempuan yang tidak terangsang ketika sedang berhubungan seks
sehingga tidak menghasilkan cairan/lubrikasi yang cukup untuk membasahi
vaginanya. Akibatnya, ketika terjadi sanggama terasa sakit dan selanjutnya
perempuan itu menghindari hubungan seks dengan pasangannya.[4]
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Simpulan
Penyakit
mental adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses
berfikir, perilaku, dan penangkapan panca indera. Penyakit mental ini
menimbulkan stress dan penderitaan bagi pesakit (dan keluarganya). Penyakit
mental boleh mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, bangsa, agama, mahupun
status sosial Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah
mengenai penyakit mental, ada yang percaya bahawa penyakit mental disebabkan
oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, kerana
kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan
merugikan pesakit dan keluarganya kerana penghidap penyakit jiwa tidak mendapat
rawatan secara cepat dan tepatyangdigunakan
B. Saran
Kami
dari pemakalah berharap semoga audiens
menerima hasil persentase kami, apabila ada kekurangan kami mohon maaf sebebsar
besarnya dan kami selalu menerima berbagai macam kritikan dari dosen mau pun
mahasiswa , sekedar untuk memperbaiki diri untuk kedepan nya terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
H. Ahmadi, Abu. Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Januari, 2005
Amiruddin, M. Hasbi, Pengantar Psikologi
Umum. Banda Aceh: April,2005
Sarwono, Sarlito W.
Pengantar Psiologi Umum. Jakarta: Januari, 2012 Hal: 241
www.
id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_mental
www.wedaran.com/18711/gejala-gangguan-mental-dan-tanda-tandanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar